Pendapatan freeport dari tambang Grasberg Capai US$ 6 miliar.
Realisasi pendapatan Freeport di semester I 2013 turun 36,7% dibanding periode yang sama 2012 sebesar US$ 9,53 miliar.
Oleh : Ignasius Laya
JAKARTA. Freeport-McMoRan Copper Gold Inc, perusahaan tambang terbesar di dunia, membukukan pendapatan US$ 6,03 miliar pada semester I 2013 dari penjualan tembaga dan emas yang berasal dari tambang Grasberg, Papua.
Laporan resmi Freeport yang dirilis Selasa (23/7), menyebutkan penjualan tembaga tambang Grasberg mencapai 356 juta pound dan 342 ribu ounces emas.
Dengan realisasi hargajual rata US$ 3,20 per pound tembaga, dan US$ US$ 1.431 per ounces emas. Freeport membukukan pendapatan dari penjualan tembaga sebesar USS 1,14 miliar dan penjualan emassebesar US$ 4,89 miliar.
Realisasi pendapatan Freeport di semester I 2013 turun 36,7% dibanding periode yang sama 2012 sebesar US$ 9,53 miliar. Penurunan pendapatan dari tambang Grasberg yang dikelola anak usaha Freeport, PT Freeport Indonesia, dipicu penurunan volume penjualan emas dan penurunan harga jual rata-rata tembaga dan emas.
Penjualan tembaga Januari-Juni tercatat sebanyak 356 juta pound, naik 12,3% dari 317 juta pound pada periode yang sama tahun lalu. Namun realisasi harga jual rata-rata tembaga turun menjadi US$ 3,20 per pound dari US$ 3,56 pound pada periode yang sama tahun lalu.
Penjualan emas Januari-Juni tercatat turun 33,3% menjadi 342 ribu ounces dari 513 ribu ounces pada periode yang sama 2012. Sementara realisasi harga jual rata-rata turun signifikan menjadi US$ 1.431 per ounces dari US$ 1.639 per ounce.
Secara kuartalan, penjualan tembaga kuartal II 2013 tercatat turun 13,6% menjadi 158 juta pound dari 183 juta pound pada kuartal II 2012 sebanyak 183 juta pound. Sedangkan penjualan emas turun 38,8% menjadi 151 ribu ounces dari 247 ribu ounces.
Menurut manajemen Freeport, penurunan penjualan merupakan dampak penghentian sementara operasi tambang Grasberg pasca peristiwa runtuhnya fasilitas latihan bawah tanah di area Big Gossan pada 14 Mei 2013.
Pemerintah Indonesia baru mengizinkan pengoperasian tambang terbuka pada 24 Juni 2013, sementara tambang bawah tanah beroperasi pada 7 Juli 2013.
“Penghentian sementara kegiatan pertambangan dan pengolahan di PT Freeport Indonesia, yang kemudian dilanjutkan, berdampak pada pengurangan produksi yang diperkirakan sekitar 125 juta pound tembaga dan 125 ribu ounces emas untuk kuartal kedua 2013,” ungkap manajemen Freeport.
Produksi tembaga dari tambang Grasberg sepanjang semester I 2013 naik 20,9% menjadi 358 juta pound dari 269 juta pound pada periode yang sama 2012.
Namun penghentian sementara tambang mengakibatkan produksi kuartal II 2013 turun 19,6% menjadi 139 juta pound dari 173 juta pound pada kuartal II 2012.
Produksi emas semester I 2013 turun 25,2% menjadi 243 ribu ounces dari 459 ribu ounces pada semester I 2013. Produksi emas kuartal II juga turun 38,8% menjadi 151 ribu ounces dari 247 ribu ounces pada kuartal II 2012.
Freeport melaporkan, pada periode 10 Juli – 19 Juli 2013, pabrik pengolahan bijih atau ore (mill) rata-rata mengolah sekitar 200.000 metrik ton bijih per hari menjadi konsentrat.
Rozik Soetjipto, Presiden Direktur Freeport Indonesia, rm-ngatakan produksi tambang Grasberg tahun ini diperkirakan 20% di bawah target.
“Hanya mencapai 80% dari target karena dua tambang sudah bulan berhenti,” kata dia.
Rozik mengatakan bijih mineral dari tambang bawah DOZ tanah memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga harus ditambahkan kapur untuk menetralisir kandungan asam. Hal ini mempengaruhi produksi konsentrat.
Target Penjualan
Manajemen Freeport menyebutkan produktivitas dalam operasi tambang terbuka Grasberg dan tambang bawah tanah di area Deep Ore Zone (DOZ) tambang terus ditingkatkan.
Saat ini area DOZ diperkirakan menghasilkan 40 ribu metrik ton bijih per hari dan akan mencapai 80 ribu metrik ton bijih per hari pada pertengahan 2014.
“Penjualan dari tambang Indonesia diperkirakan sekitar 0,9 miliar pound tembaga dan 1 juta ounces emas untuk 2013, dibanding dengan 0,7 miliar pound tembaga dan 0,9 juta ounces emas pada tahun 2012,” ungkap manajemen Freeport.
Estimasi penjualan tembaga dan emas tahun ini lebih rendah dari perkiraan pada April 2013 terutama disebabkan oleh penghentian sementara operasi tambang yang sebelumnya terjadi.
Selain itu, dampak usaha perusahaan untuk meningkatkan produksi dari tambang bawah tanah dan waktu mengakses kadar emas dan tembaga yang lebih tinggi di tambang terbuka juga berdampak terhadap penurunan produksi.
“Penjualan dari tambang Indonesia diperkirakan akan meningkat pada 2014 sampai 2016 karena Freeport Indonesia akan mendapatkan akses ke kadar bijih yang lebih tinggi,” tulis manajemen perseroan.
Sumber : Indonesia Finance Today, 25 Juli 2013